Senin, 05 Desember 2016

Budaya Organisasi

PENDAHULUAN
Disiplin ilmu budaya sebenarnya berasal dari disiplin ilmu antropologi. Sekitar tahun 1979 kata budaya sering kali dikaitkan dengan organisasi. Adalah Andrew Pettigrew (dalam Sobirin,1997) dalam tulisannya di journal Scienci quartery yang memuat istilah organizational corporate mendapat perhatian yang cukuo luas baik dari kalangan akademik, praktisi bisnis maupun organization theoritist.
Memahami konsep budaya organisasi bukanlah suatu hal yang mudah. Belum adanya kesepakatan atas konsep budaya organisasi menyebabkan munculnya pemahaman yang bervariasi dan kontrovesi. Bidang studi budaya organisasi inipun dapat dikatakan masih berusia muda.
Linda Smircich (1983) dalam Sobirin (1997) menyatakan bahwa ada 2 kubu berkaitan dengan budaya organisasi. Kubu yang pertama berpandangan bahwa, “Organization ia a culture.” Dan kubu yang kedua berpandangan bahwa, “Organization has culture.” Kubu pertama menganggap bahwa budaya organisasi adalah hasil budaya. Oleh karenanya aliran ini lebih menekankan pada pentinya penjelasan deskriptif atas sebuah organisasi. Sebaiknya. Aliran yang kedua justru memberikan penekanan pada factor penyebab terjadinya budaya dalam organisasi dan implikasinya terhadap organisasi tersebut, misalnya dengan melakukan pendekatan manajerial. Aliran kedua ini menurut Sobirin (1997) lebih tepat diterapkan dalam kepentingan organisasi karena penekanan ada pada pentingnya budaya sebagai variabel yang dapat memenuhi efektivitas organisasi. Robin (1996) mengatakan budaya organisasi mengacu pada suatu system maka bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya dan yang membedakan antara satu organisasi dengan lainnya. Robbins (1994) member pengertian budaya organisasi antara lain sebagai: (1) nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi (Deal & Kenney 1982), (2) Falsafah yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan (3) cara pekerjaan dilakukan ditempat itu (4) asumsi dan kepercayaan dasar yang terhadap diantara anggota organisasi.



                  
DIMENSI – DIMENSI BUDAYA ORGANISASI
Terdapat banyakl dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan kekeliruan  pemahanan. Sedangkan dimensi – dimensi yang digunakan untuk membudakan budaya organisasi, menurut Robbins (1996) dan tujuan primer yang secara bersama – sama menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu :
1.      Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovasi dan berani mengambil resiko.
2.      Perhatian kehal yang rinci. Sejauh mana para karyawan diharapkan mau memperlihatkan kecermatan,analisis  dan perhatian pada rincian.
3.      Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mendapatkan hasil itu.
4.      Orientasi orang.sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil pada orang – orang didalam organisasi itu.

Luthans(1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi, yaitu meliputi :
1.      Aturan-aturan perilaku
2.      Norma
3.      Nilai-nilai dominan
4.      Filisofi
5.      Peraturan-peraturan
6.      Iklim organisasi
Hofstede (dalam Gibson, 1996) yang menemukan empat dimensi budaya, yaitu :
1.      Penghindaran atas ketidakpastian
2.      Maskulin vs feminism
3.      Individualism vs kebersamaan
4.      Jarak kekuasaan


Selanjutnya, menurut Schein, budaya organisasi dapat ditemukan dalam 3 tingkatan (Hatch, 1997) yaitu :
1.      Artefak
2.      Nilai
3.      Asumsi dasar
Asumsi-asumsi dasar yang terdapat dalam teori Scein diatas dijabarkan dalan 7 dimensi, yaitu:
1.      Hubungan dengan lingkungan
2.      Hakikat kegiatan manusia
3.      Hakikat realitas dan kebenaran
4.      Hakikat waktu
5.      Hakikat sifat manusia
6.      Hakikat hubungan antarmanusia
7.      Homogeneity vs diversity
Gordon & Cummincs mengajukan 10 karakteristik budaya organisasi yang meliputi dimensi structural dan perilaku, yaitu :
1.      Inisiatif individual
2.      Toleransi terhadap tindakan beresiko
3.      Arah
4.      Integrasi
5.      Dukungan dari menejemen
6.      Kontol
7.      Indentitas
8.      System imbalan
9.      Toleransi
10.  Pola-pola komunikasi



PERANAN BUDAYA ORGANISASI
Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku social atau masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya social atau dudaya masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada anggota organisasi, dengan segala jilai, keyakinan dan perilakunya didalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi.
WT Heelen & Hunger (1986) secara spesifikasi mengemukakan sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan, yaitu :
1.      Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja.
2.      Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan .
3.      Membantu stabilisasi perusahaan sebagai suatu system social.
4.      Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk.

MEMBANGUN DAN MEMBINA BUDAYA PERUSAHAAN
Bagaimana menbangun dan membina budaya perusahaan adalah pertanyaan yang penting untuk dijawab. Pada dasarnya untuk membangun budaya perusahaan yang kuat memerlukan waktu yang cukup lama dan  bertahap. Boleh jadi didalamperjalanannya sebuah perusahaan mengalami pasang surut dan menerapkan budaya  perusahaan yang berbeda dari satu waktu ke waktu lain. Meskipun demikian tahapan-tahapan pembentukan atau pembangunan budaya perusahaan itu dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Seseorang datang dengan idea tau gagasan tentang sebuah usaha baru.
2.      Pendiri membawa seseorang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3.      Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain dan relevan.
4.      Orang –orang lain dibawa kedalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
Selanjutnya bagaimana budaya perusahaan itu dibina? Pembinaan budaya perusahaan dapat dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi sebagai berikut:
1.      Seleksi pegawai yang objektif,
2.      Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya, “the right man on the right place et the right time.”
3.      Perolehan dan kemahiran melalui pengalaman,
4.      Pengukuran presentasi dan pemberian imbalan yang sesuai,
5.      Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal yang penting,
6.      Ceritera-ceritera dan factor organisasi yang menumbuhkan semangat dan kebanggaan,
7.      Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi
Tentu saja nilai-nilai yang disebutkan diatas masih dapat ditambah dengan langkah-langkah lain sepanjang memiliki makna yang sama, yakni memantapkan budaya perusahaan. Hal ini yang penting adalah bahwa langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara terus-menerus dan konsisten dengan disertai komitemen pemimpin perusahaan.

BAGAIMANA CARA KARYAWAN MEMELAJARI BUDAYA PERUSAHAAN?
Seperti sudah dikatakan didepan, budaya perusahaan harus dipelajari dan tidak terjadi dengan sendirinya. Karena harus ada usaha khusus untuk itu agar karyawal lama mentransformasikan elemen-elemen budaya perusahaan itu pada karyawan baru. Adapun proses transformasi ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1.      Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi didalam melalui udaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik untuk diebar-luaskan.
2.      Ritual/upacara – upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Didalan perusahaan, tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan sehingga tetap dipelihara keberadaannya. Contohnya adalah selamatan waktu mulai musim giliran dipabrik.
3.      Symbol – symbol material
Symbol atau lambing – lambing material seperti pakaian seragam ruang kantor dan lain-lain atribut fisik dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan symbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasikan bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi nggota organisasi.
4.      Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting didalam mentransformasikan nilai. Dalam satu organisasi atau semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima disuatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku dilingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dlam budaya perusahaan.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian – uraian diatas, pada bagian akhir bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut :
1.      Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya dikalangan anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, generasi ke generasi berikutnya.
2.      Budaya perusahaan sangat penting perannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.

   
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sopiah, MM., M.Pd. 2014. PERILAKU ORGANISASI. Andi Yogyakarta


Share:

1 komentar:

  1. 1xbet korean review and betting sites, registration and bonuses
    1xbet, 1xbet Bet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet online 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet.

    BalasHapus

Sosial Media

Instagram Facebook 

Jam

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © --- Goenady --- | Powered by Blogger

Design by ThemePacific | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com