PENDAHULUAN
Disiplin
ilmu budaya sebenarnya berasal dari disiplin ilmu antropologi. Sekitar tahun
1979 kata budaya sering kali dikaitkan dengan
organisasi. Adalah Andrew Pettigrew (dalam Sobirin,1997) dalam tulisannya di journal Scienci
quartery yang memuat istilah organizational
corporate mendapat perhatian
yang cukuo luas baik dari kalangan akademik, praktisi bisnis maupun organization
theoritist.
Memahami
konsep budaya organisasi bukanlah suatu hal yang mudah. Belum adanya
kesepakatan atas konsep budaya organisasi menyebabkan munculnya pemahaman yang
bervariasi dan kontrovesi. Bidang studi budaya organisasi inipun dapat
dikatakan masih berusia muda.
Linda
Smircich (1983) dalam Sobirin (1997) menyatakan bahwa ada 2 kubu berkaitan
dengan budaya organisasi. Kubu yang pertama berpandangan bahwa, “Organization ia a
culture.” Dan kubu yang kedua
berpandangan bahwa, “Organization has
culture.” Kubu pertama
menganggap bahwa budaya organisasi adalah hasil budaya. Oleh karenanya aliran
ini lebih menekankan pada pentinya penjelasan deskriptif atas sebuah
organisasi. Sebaiknya. Aliran yang kedua justru memberikan penekanan pada
factor penyebab terjadinya budaya dalam organisasi dan implikasinya terhadap
organisasi tersebut, misalnya dengan melakukan pendekatan manajerial. Aliran
kedua ini menurut Sobirin (1997) lebih tepat diterapkan dalam kepentingan
organisasi karena penekanan ada pada pentingnya budaya sebagai variabel yang
dapat memenuhi efektivitas organisasi. Robin (1996) mengatakan budaya
organisasi mengacu pada suatu system maka bersama yang dianut oleh
anggota-anggotanya dan yang membedakan antara satu organisasi dengan lainnya.
Robbins (1994) member pengertian budaya organisasi antara lain sebagai: (1)
nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi (Deal & Kenney 1982), (2)
Falsafah yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan (3)
cara pekerjaan dilakukan ditempat itu (4) asumsi dan kepercayaan dasar yang
terhadap diantara anggota organisasi.
DIMENSI –
DIMENSI BUDAYA ORGANISASI
Terdapat
banyakl dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang
dapat mengakibatkan kekeliruan pemahanan.
Sedangkan dimensi – dimensi yang digunakan untuk membudakan budaya organisasi,
menurut Robbins (1996) dan tujuan primer yang secara bersama – sama menangkap
hakikat budaya organisasi, yaitu :
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong
untuk inovasi dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian kehal yang rinci. Sejauh mana para karyawan diharapkan
mau memperlihatkan kecermatan,analisis dan
perhatian pada rincian.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen fokus pada hasil, bukan
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mendapatkan hasil itu.
4. Orientasi orang.sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan
efek hasil pada orang – orang didalam organisasi itu.
Luthans(1998)
menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi, yaitu
meliputi :
1. Aturan-aturan perilaku
2. Norma
3. Nilai-nilai dominan
4. Filisofi
5. Peraturan-peraturan
6. Iklim organisasi
Hofstede
(dalam Gibson, 1996) yang menemukan empat dimensi budaya, yaitu :
1. Penghindaran atas ketidakpastian
2. Maskulin vs feminism
3. Individualism vs kebersamaan
4. Jarak kekuasaan
Selanjutnya,
menurut Schein, budaya organisasi dapat ditemukan dalam 3 tingkatan (Hatch,
1997) yaitu :
1. Artefak
2. Nilai
3. Asumsi dasar
Asumsi-asumsi
dasar yang terdapat dalam teori Scein diatas dijabarkan dalan 7 dimensi, yaitu:
1. Hubungan dengan lingkungan
2. Hakikat kegiatan manusia
3. Hakikat realitas dan kebenaran
4. Hakikat waktu
5. Hakikat sifat manusia
6. Hakikat hubungan antarmanusia
7. Homogeneity vs diversity
Gordon
& Cummincs mengajukan 10 karakteristik budaya organisasi yang meliputi
dimensi structural dan perilaku, yaitu :
1. Inisiatif individual
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
3. Arah
4. Integrasi
5. Dukungan dari menejemen
6. Kontol
7. Indentitas
8. System imbalan
9. Toleransi
10. Pola-pola komunikasi
PERANAN
BUDAYA ORGANISASI
Dalam
lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada,
seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku social atau masyarakat yang kemudian
menghasilkan budaya social atau dudaya masyarakat. Hal yang sama juga terjadi
pada anggota organisasi, dengan segala jilai, keyakinan dan perilakunya didalam
organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi.
WT
Heelen & Hunger (1986) secara spesifikasi mengemukakan sejumlah peran
penting yang dimainkan oleh budaya perusahaan, yaitu :
1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja.
2. Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan
.
3. Membantu stabilisasi perusahaan sebagai suatu system social.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma
perilaku yang sudah terbentuk.
MEMBANGUN
DAN MEMBINA BUDAYA PERUSAHAAN
Bagaimana
menbangun dan membina budaya perusahaan adalah pertanyaan yang penting untuk
dijawab. Pada dasarnya untuk membangun budaya perusahaan yang kuat memerlukan
waktu yang cukup lama dan bertahap.
Boleh jadi didalamperjalanannya sebuah perusahaan mengalami pasang surut dan
menerapkan budaya perusahaan
yang berbeda dari satu waktu ke waktu lain. Meskipun demikian tahapan-tahapan
pembentukan atau pembangunan budaya perusahaan itu dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Seseorang datang dengan idea tau gagasan tentang sebuah usaha
baru.
2. Pendiri membawa seseorang kunci yang merupakan para pemikir, dan
menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri.
3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan
organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain
dan relevan.
4. Orang –orang lain dibawa kedalam organisasi untuk berkarya
bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama.
Selanjutnya
bagaimana budaya perusahaan itu dibina? Pembinaan budaya perusahaan dapat
dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi sebagai berikut:
1. Seleksi pegawai yang objektif,
2. Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan
bidangnya, “the right man on the
right place et the right time.”
3. Perolehan dan kemahiran melalui pengalaman,
4. Pengukuran presentasi dan pemberian imbalan yang sesuai,
5. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal yang penting,
6. Ceritera-ceritera dan factor organisasi yang menumbuhkan semangat
dan kebanggaan,
7. Pengakuan dan promosi bagi karyawan yang berprestasi
Tentu
saja nilai-nilai yang disebutkan diatas masih dapat ditambah dengan
langkah-langkah lain sepanjang memiliki makna yang sama, yakni memantapkan
budaya perusahaan. Hal ini yang penting adalah bahwa langkah-langkah tersebut
harus dilakukan secara terus-menerus dan konsisten dengan disertai komitemen
pemimpin perusahaan.
BAGAIMANA
CARA KARYAWAN MEMELAJARI BUDAYA PERUSAHAAN?
Seperti
sudah dikatakan didepan, budaya perusahaan harus dipelajari dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Karena harus ada usaha khusus untuk itu agar karyawal lama
mentransformasikan elemen-elemen budaya perusahaan itu pada karyawan baru.
Adapun proses transformasi ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Ceritera-ceritera
Ceritera-ceritera mengenai
bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi didalam melalui udaha sehingga
kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal yang baik untuk
diebar-luaskan.
2. Ritual/upacara – upacara
Semua masyarakat memiliki
corak ritual sendiri-sendiri. Didalan perusahaan, tidak jarang ditemui
acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan
sehingga tetap dipelihara keberadaannya. Contohnya adalah selamatan waktu mulai
musim giliran dipabrik.
3. Symbol – symbol material
Symbol atau lambing – lambing
material seperti pakaian seragam ruang kantor dan lain-lain atribut fisik dapat
diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab
dengan symbol-simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasikan bagaimana
nilai, keyakinan, norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan
dipatuhi nggota organisasi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu
media terpenting didalam mentransformasikan nilai. Dalam satu organisasi atau
semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang hanya dipahami
oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima disuatu
lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah
memahami bahasa yang berlaku dilingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas
bahwa bahasa merupakan unsur penting dlam budaya perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian – uraian
diatas, pada bagian akhir bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan
sebagai berikut :
1. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya dikalangan
anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya
budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari,
generasi ke generasi berikutnya.
2. Budaya perusahaan sangat penting perannya dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih
spesifik, budaya perusahaan dapat berperan menciptakan jati diri, mengembangkan
keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja
bagi karyawan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Sopiah, MM., M.Pd. 2014. PERILAKU ORGANISASI.
Andi Yogyakarta
1xbet korean review and betting sites, registration and bonuses
BalasHapus1xbet, 1xbet Bet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet online 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet, 1xbet.